Saturday, November 1, 2008

Hindari Duduk atau Berdiri Lama

Kelamaan Duduk atau Berdiri

Sikap tubuh yang baik dan benar berdampak positif terhadap kesehatan kehamilan dan janin Anda.

Salah satu sikap tubuh yang harus Anda perhatikan adalah duduk maupun berdiri, yaitu jangan kelamaan. Memang, gangguan yang muncul bisa dikatakan bukan masalah serius. Tapi, toh bisa menimbulkan rasa tidak nyaman, merepotkan, dan mengganggu penampilan Anda. Jadi, lebih baik bila kita memperkecil risiko.

Lalu, bagaimana bila pekerjaan Anda mengharuskan Anda berada dalam posisi tersebut, atau Anda sedang dalam suatu perjalanan panjang? Jangan khawatir, ada kok kiat mengatasinya.

Tip saat duduk

· Duduklah dengan punggung tegak, paha sejajar dengan lantai, dan telapak kaki menempel rata pada lantai. Bila kursi Anda terlalu tinggi dan tidak dapat diubah, berilah ganjalan pada kaki (bisa berupa kursi kecil), agar peredaran darah tetap lancar. Ganjal belakang punggung dengan bantal yang empuk. Jangan duduk menyilangkan kaki.

· Bila Anda bekerja di depan komputer atau duduk lama di depan meja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, ambillah waktu beberapa menit untuk peregangan, paling sedikit setiap jam. Caranya, bangun dan lakukan gerakan seperti memutar kepala pelan-pelan. Atau, duduk di kursi dengan lutut terbuka, angkat kedua lengan sejajar dengan pundak, kemudian tarik ke depan sejauh mungkin. Lalu, putar tubuh ke kanan atau ke kiri (seperti menggeliat).

· Bila sedang dalam perjalanan panjang dengan naik mobil sendiri, berhenti sejenak, agar Anda bisa turun lalu berjalan-jalan di sekeliling mobil sekitar 10 menit.

· Bila bepergian dengan kereta api atau pesawat terbang, Anda bisa berdiri sekitar tempat duduk atau berjalan sepanjang gang. Manfaatkan sandaran kaki saat duduk, atau bila bangku di sebelah atau seberang Anda kosong, letakkan kaki Anda di atasnya. Lebih nyaman lagi bila sepatu Anda dilepas.

Tip saat Berdiri

· Bagi Anda yang harus bekerja dengan berdiri cukup lama, biasakanlah berdiri dengan tegak (kedua kaki sedikit meregang), bahu tetap lemas, dada diangkat, dan bokong ditarik sambil menahan perut.

· Agar tidak cepat lelah ketika berdiri, angkatlah salah satu kaki dan letakkan di atas penyangga kaki setinggi 10-15 cm. Ini bertujuan untuk menghindari terjadinya tegangan di dasar punggung. Lakukan secara bergantian dengan kaki yang lain.

· Bila mungkin, hentikan pekerjaan Anda, lalu tempelkan tubuh bagian belakang pada tembok dengan posisi tegak lurus (kaki diregangkan). Turunkan badan perlahan dengan menekuk kaki sampai terasa adanya tarikan di otot paha (jangan sampai terasa sakit).

· Sempatkan beristirahat dan lakukan peregangan di kaki dan pergelangan kaki. Caranya, duduk di lantai dengan kaki lurus ke depan, lalu gerak-gerakkan pergelangan kaki (diputar-putar, tarik telapak kaki ke arah dalam, angkat tumit dengan ujung jari tetap di lantai, atau sebaliknya angkat ujung jari kaki sementara tumit tetap menempel di lantai).

· Bila merasa pusing, misalnya mengalami penurunan tekanan darah (hipotensi) akibat berdiri terlalu lama, segera cari tempat yang nyaman untuk duduk atau beristirahat sejenak.

Ini alasannya

Beberapa gangguan yang sering dikeluhkan akibat kelamaan duduk atau berdiri, yaitu:
· Pegal dan lelah.
· Kram kaki.
· Nyeri pinggang bawah.
· Pembengkakan pada tungkai dan pergelangan kaki.
* Varises (pelebaran pembuluh darah).
* Kontraksi dini.

Catatan:
Waspada bila ada gejala ikutan seperti gejala pre-eklampsia (keracunan kehamilan), penyakit jantung, dan ginjal. Segeralah ke dokter.

Dewi Handajani

Konsultasi ilmiah: dr. Ali Sungkar, Sp.OG, POGI Jaya, Divisi Fetomaternal, Departemen Kebidanan dan Kandungan, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Keputihan Saat Hamil, Normalkah

Wah, Keputihan!

Seringkali, ibu hamil mendapati adanya lendir mirip-mirip keputihan. Berbahayakah?

Umumnya, keputihan bukanlah penyakit, melainkan gejala adanya penyakit atau kelainan tertentu. Jangan khawatir, keputihan yang terjadi saat hamil normal terjadi, kok .

Bagaimana terjadinya?

Selama hamil, tubuh Anda mengalami banyak perubahan. Salah satu perubahan yang mudah dikenali adalah keluarnya lendir dari vagina. Biasanya, jumlah lendir yang keluar pada masa ini meningkat dari biasanya. Ternyata, ini akibat pengaruh hormon yang diproduksi selama kehamilan, misalnya estrogen.

Apa ciri-cirinya?

Umumnya, keputihan pada masa kehamilan bertekstur encer, berwarna putih agak bening campur putih seperti susu, tidak menyebabkan gatal, serta tidak berbau busuk.

Apa penyebabnya?

Anda perlu mengenali dan menyadari adanya perubahan pada penampilan lendir dari vagina. Sebab, bisa jadi ada infeksi kuman penyakit atau gangguan pada proses kehamilan. Misalnya saja:

* Infeksi atau peradangan bakteri, parasit, atau jamur . Infeksi vagina yang paling sering dialami ibu hamil adalah infeksi jamur .
* Infeksi virus dari jenis Human Papilloma Virus (HPV) yang menimbulkan kutil-kutil di sekitar alat kelamin.
* Keganasan kanker leher rahim .
* Penyakit yang ditularkan lewat hubungan seksual , seperti Gonorhoe (GO) dan sifilis.
* Tanda akan lahir , berupa gumpalan lendir tebal akibat keluarnya “sumbat” mulut rahim.

Kapan perlu diwaspadai?

Keputihan tergolong tidak normal bila ditandai dengan:
* Lendir kental dan lengket.
* Lendir berwarna kehijauan atau kekuningan, bahkan sampai kemerahan atau kecokelatan.
* Berbau tidak enak dan menyengat.
* Daerah di sekitar vagina berwarna kemerahan dan terasa gatal.

Bagaimana mengatasinya?

Jika keputihan Anda tergolong normal alias akibat aktivitas kelenjar penghasil hormon kehamilan, keadaan ini akan hilang dengan sendirinya begitu si kecil lahir.

Penting diingat, sebaiknya segera memeriksakan diri begitu terjadi perubahan lendir yang mencurigakan, agar pengobatan bisa efisien dan efektif.

Bisakah dicegah?

Yang bisa dicegah cuma keputihan karena infeksi. Caranya? Dengan meningkatkan kebersihan diri sendiri. Upaya lain yang dapat Anda lakukan adalah:

* Jangan kenakan pakaian dalam yang ketat dan tidak menyerap keringat. Pilih yang terbuat dari katun.
* Jaga selalu kebersihan di sekitar alat kelamin.
* Hindari duduk di toilet umum.
* Biasakan ganti pakaian 2 kali sehari.
* Gunakan air yang bersih untuk membasuh daerah kelamin.
* Bagi Anda yang berusia 30 tahun ke atas, dianjurkan untuk melakukan pap smear sebelum berencana memiliki anak.

Sri Lestariningsih
Konsultasi ilmiah: dr. Lastiko Bramantyo, Sp.OG, RSIA Hermina, Jakarta.

Pentingnya Stimulasi Pralahir

Sedang Apa di Dalam, Nak?

Stimulasi pralahir terhadap janin ternyata berdampak luar biasa. Bagaimana caranya?

Kisah kehidupan manusia dimulai saat sel sperma membuahi sel telur. Sesaat kemudian, sel telur yang sudah dibuahi tersebut berjalan menuju rahim lewat saluran indung telur, lalu menanamkan diri di dinding rahim. Di sana, dia akan membelah diri untuk tumbuh dan berkembang. Dalam waktu kurang lebih 3 minggu, sel telur yang telah membelah diri dan disebut embrio itu, akan terus berkembang menjadi janin.

Tahukah Anda, Anda bisa memberinya aneka stimulasi yang sangat bermanfaat bagi kecerdasan dan kepribadian sang janin? Ya, jangan lupa, dia adalah makhluk hidup yang sedang tumbuh. Di situlah perlunya kita, ayah dan bundanya, memberikan stimulasi pralahir.

Lebih dini, lebih baik

Menurut teori, stimulasi pralahir idealnya diberikan saat janin usia trimester kedua (usia kandungan 16 minggu). Namun, tidak ada salahnya Anda mulai melakukannya sejak trimester pertama, di mana susunan otak sudah terbentuk, termasuk kaki dan tangannya yang mulai membentuk formasi.

Semakin banyak sel-sel otak menerima stimulasi, semakin kompleks bagian otak yang menerima pesan/rangsang dari tubuh (dendrit). Otak akan makin tumbuh dan menjadi besar. Semua ini akan menentukan inteligensi serta kemampuan sosial dan emosi janin.

Untuk hasil yang optimal, luangkan waktu dua kali setiap hari, sedikitnya 10 menit, untuk menstimulasi janin. Misalnya, pagi dan malam. Perlu Anda tahu, malam hari adalah waktu yang paling tepat, karena janin sangat aktif. Atau, bisa juga dilakukan saat Anda dalam kendaraan menuju atau pulang dari tempat kerja.

Awalnya, mungkin Anda tak merasakan adanya reaksi dari si kecil. Namun, yakinilah dalam diri Anda, janin bisa merasakan sentuhan dan mendengarkan suara ayah bundanya. Kelak, seiring pertambahan usianya, dia akan memberikan reaksi. Misalnya, berupa tendangan dari balik perut bunda.

Banyak caranya

Sebenarnya, apa saja yang dapat Anda lakukan untuk menstimulasinya? Wah... banyak, dan umumnya mudah dilakukan. Berikut adalah beberapa contoh:

· Memperkenalkan diri

“Hallo, ini bunda, dan ini ayah.” Ya, seperti memperkenalkan diri kepada orang lain untuk pertama kalinya, Anda berdua bisa melakukannya kepada si kecil. Janin akan mendengar kata-kata lembut orang tuanya. Ucapkan berulang kali dalam kata-kata dan intonasi yang lembut. Bagi ayah, dekatkan kepala pada perut bunda, dan bicaralah pada si kecil.

· Mengusap

Bunda atau ayah, lakukan gerakan melingkar berupa usapan (jari dan telapak tangan terbuka dan sedikit tekanan) di bagian perut. Khusus buat ayah, letakkan jari-jemari di perut bunda lalu usap/belai bagian bawah perut yang merupakan punggung bayi, lalu naik ke bagian atas perut dimana posisi pantat bayi. Selain dengan iringan kata-kata yang lembut, Anda juga bisa melakukannya dengan musik-musik lembut, seperti musik klasik.

· Memperdengarkan musik

Perdengarkan musik lembut atau musik klasik setiap malam, kurang lebih 10 menit setiap harinya. Menurut penelitian yang dilakukan di negara-negara barat, musik klasik adalah bentuk stimulasi yang sempurna. Namun, kita dapat memperdengarkannya musik-musik easy listening, new age, musik tradisional, atau musik lain sepanjang musik itu tidak dipasang terlalu keras. Memperdengarkan musik dapat juga dilakukan dengan mendekatkan headset kepada perut ibu.

· Membacakan cerita atau doa

Membacakan cerita tidak hanya bisa dilakukan setelah si kecil lahir. Waktu ia berwujud janin pun, Anda dan pasangan dapat membacakannya cerita atau doa-doa. Tak perlu waktu panjang, semua ini bisa Anda lakukan beberapa menit saja. Bukankah doa memberikan ketenteraman batin bagi orang tua dan janin?

· Mengajak bicara sepanjang waktu

Anggap saja si calon bayi sudah mengerti apa yang Anda bicarakan. Setiap hari, apa pun kejadian yang Anda berdua alami, ceritakanlah pada si kecil. Hitung-hitung “curhat” atau mencurahkan isi hatilah. Lakukan dengan suara lemah lembut dan penuh kesungguhan. Namun, secara bergantian, tanyakan juga kabarnya atau apa yang dialaminya di dalam rahim Bunda yang hangat.

· Berdansa bersama

Ah, indahnya tarian ayah dan bunda. Selain menyenangkan bagi yang melakukannya, gerakan tarian juga membawa sensasi kegembiraan bagi janin. Pasanglah musik dansa, lakukan dansa secara perlahan. Wow, janin Anda pun akan ikut berdansa!

Nah, stimulasi tidak usah memerlukan biaya mahal bukan? Caranya mudah dan waktunya bisa kapan saja. Jadi tunggu apa lagi, ayo lakukan stimulasi pada si kecil sejak janin!

Laila Andaryani Hadis

Konsultasi ilmiah: dr. Caroline Tirtayasa, Sp.OG, POGI Jaya, Omni Medical Center, Pulo Mas, Jakarta.